Bisa dikatakan jodoh adalah hal misterius yang selalu mengundang rasa penasaran. Kadang, Wed-Hunters yang sudah lama mendambakan pasangan dengan tipe tertentu malah dipertemukan dengan seseorang yang tak terduga dari sejumlah aspek. Seperti di antaranya negara mereka lahir dan menetap. Ya, menikahi warga negara asing (WNA) atau foreigner terdengar bak kisah-kisah romantis yang sering Wed-Hunters saksikan di film. Namun saat terjadi di dunia nyata, terdapat plus dan minus yang Wed-Hunters perlu ketahui, poin plusnya antara lain:
Mudahnya Akses Bepergian
Ketika menikahi WNA, Wed-Hunters secara otomatis menjadi warga negara tempat pasangan berdomisili atau sebaliknya. Untuk beberapa orang, perubahan tersebut menguntungkan karena mereka tak akan menghadapi proses yang rumit saat hendak bepergian ke negara pasangan. Wed-Hunters bakal lebih mudah lagi dalam mengurus perjalanan apabila negara bersangkutan ternyata menawarkan kewarganegaraan ganda (multiple citizenship).
Mengenal Kebudayaan Negara Lain
Apa Wed-Hunters termasuk orang yang senang mengenal dan mendalami kebudayaan negara-negara lain? Jika berjodoh dengan WNA, maka Wed-Hunters bakal menghadapi percampuran budaya dari dua negara yang mengagumkan. Sejumlah pasangan yang menjalin hubungan dengan WNA bahkan mulai beradaptasi dengan perbedaan tersebut sejak pacaran. Jadi, jangan sia-siakan kesempatan ini untuk menambah pengetahuan, Wed-Hunters!
Mendapat Jaminan Lebih Kuat
Tak dipungkiri bila beberapa negara memberikan jaminan yang lebih baik dibandingkan Indonesia. Entah dari segi finansial, kesehatan, hingga pendidikan. Wed-Hunters yang menikahi WNA pun akan memperoleh layanan tersebut apabila memutuskan menjadi warga negara domisili pasangan. Manfaatkan jaminan-jaminan tadi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup bersama pasangan, terutama setelah memiliki keturunan.
Setelah menyimak poin plusnya, jangan lupa untuk simak poin minusnya juga untuk dijadikan pertimbangan oleh Wed-Hunters. Berikut di antaranya;
Banyak Dokumen yang Diurus
Persiapan pernikahan dengan WNA lebih kompleks dibandingkan saat Wed-Hunters menikahi WNI. Hal ini disebabkan banyaknya dokumen yang harus diurus, terutama bila Wed-Hunters memutuskan ikut pasangan ke negara tempatnya tinggal. Dalam hal ini, Wed-Hunters diwajibkan mengikuti wawancara hingga mempersiapkan kepindahan ke negara setelah menikah. Kalau kurang matang, rencana pernikahan bisa terancam gagal sebelum Wed-Hunters naik ke pelaminan.
Kesulitan Beradaptasi di Negara Lain
Tinggal di negara lain sekilas terdengar menyenangkan. Namun, perbedaan kebudayaan yang sangat kontras akan memicu kejutan budaya (cultural shock). Wed-Hunters yang telanjur ikut pasangan mau tak mau harus beradaptasi dengan berbagai perubahan. Hal ini sebenarnya bisa diantisipasi sejak jauh-jauh hari. Dengan begitu, Wed-Hunters hanya tinggal membiasakan diri dan dapat menjalani kehidupan rumah tangga bersama pasangan.
Mengalami Homesick atau Kangen Rumah
Homesick sebenarnya wajar dialami siapa pun yang sedang jauh dari rumah. Wed-Hunters yang menetap di negara pasangan pasti bakal mengalami homesick hebat di awal-awal pernikahan, sebab tak bisa segera pulang. Meski bukan hal aneh, homesick tak boleh dibiarkan terlalu lama, karena berisiko mengganggu hubungan dengan pasangan. Manfaatkan teknologi untuk berkomunikasi dan bicarakan kalau Wed-Hunters memerlukan kunjungan berkala ke rumah.
Dengan kata lain, menikahi WNA tak lepas dari pro dan kontra yang harus disikapi sebijak mungkin. Jika Wed-Hunters dan pasangan akan membawa hubungan ke jenjang lebih serius, berarti kedua belah pihak sudah siap mengurus hal-hal yang dibutuhkan dan menghadapi risiko bersama. Jangan lupa untuk mendiskusikan persiapan bersama keluarga masing-masing pihak. Bantuan dari orang-orang terdekat sesungguhnya sangat diperlukan untuk melancarkan pernikahan dari dua negara berbeda. Jadi, perjuangan Wed-Hunters dan pasangan pun akan memberikan hasil manis.